BNPT Tak Ketinggalan Ikut Bantu Bebaskan WNI Yang Disandera Oleh Kelompok Abu Sayyaf !

BNPT Tak Ketinggalan Ikut Bantu Bebaskan WNI Yang Disandera Oleh Kelompok Abu Sayyaf !


abu sayyaf
 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di instruksikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla bergabung dalam tim pembebasan 10 WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf. Hal ini diungkapkan oleh Komjen Tito Karnavian.
Menurut Tito, BNPT bertugas membantu memberikan informasi mengenai jaringan Abu Sayyaf.  BNPT sudah mulai mencari informasi mengenai kekuatan jaringan Abu Sayyaf. Informasi tersebut didapatkan dari sejumlah tahanan kasus terorisme di Indonesia.
Kemudian informasi tersebut diteruskan kepada tim yang dipimpin oleh Bapak Wakil Presiden. Oleh sebab itu BNPT tidak melakukan operasi-operasi lain.
Pada hari Jum’at 8 April 2016 lalu mantan pendeta dari Italia yang sudah disandera selama 6 bulan oleh kelompol Abu Sayyaf telah dibebaskan. Sebanyak 12 sandera asing lainnya yang termasuk dua warga Kanada dan Norwegia juga dikaporkan disandera di Filipina. Hampir semua orang yang disandera oleh Abu Sayyaf berada di perkemahan di Pulau Jolo dekat pulau Basilan.
Dengan sokongan dana dari millitan Al-Qaeda, kelompok Abu Sayyaf ini terbentuk pada tahun 1990 an. Abu Sayyaf juga diduga merupakan otak dari sejumlah serangan bom mematikan di Filipina. Tak hanya itu, Abu Sayyaf juga menculik Warga Negara Indonesia dan meminta tebusan sebesar Rp 14,2 miliar.
abu sayyaf
Sementara itu pertempuran antara militer Filipina dan kelompok Abu Sayyaf pecah di Basilan pada Sabtu 9 April 2016 waktu setempat. Akibat dari pertempuran itu adalah 18 tentara Filipina dan 5 milisi Abu Sayyaf  meninggal dunia. Selain itu 50 tentara lainnya mengalami luka-luka.
Menteri Luar Negeri Menlu Retno Marsudi mendapat informasi mengenai pertempuran itu. Dia mendapatkan informasi ini secara langsung dari Menteri Luar Negeri Filipina, Jose de Almendras. REtno mendapatkan informasi bahwa tempat dimana terjadi kontak senjata tersebut tidak ada satupun Warga Negara Indonesia disandera.
Walaupun sudah mendapatkan kepastian tidak ada WNI disana, Retno masih belum bisa memberikan keterangan yang pasti dimana WNI itu disandera.