Lima Cara Mencegah Kanker Nasofaring.!

Lima Cara Mencegah Kanker Nasofaring.!


Lima Cara Mencegah Kanker Nasofaring Brokoli merupakan salah satu jenis makanan yang bisa menangkal kanker.
  Kanker nasofaring (KNF) memang belum familiar di telinga masyarakat awam, namun menurut data statistik, KNF berada pada urutan keempat sebagai kanker terbanyak di Indonesia setelah kanker leher rahim, kanker payudara dan kanker paru.

Kanker nasofaring, umumnya tumbuh karena terpicu oleh nitrosamine atau precursor nitro. Nitrosamine ini biasanya ditemukan pada asap yang dihasilkan oleh rokok, dupa, kemenyan dan kayu bakar, obat anti nyamuk bakar serta pekerjaan yang menghasilkan serbuk-serbuk kimia, seperti peleburan besi dan serbuk kayu.

Selain itu, nitrosamine juga terdapat pada makanan yang diawetkan oleh nitrit. Nitrit sering digunakan untuk mengawetkan daging, ikan dan keju agar bakteri pembusuk tidak dapat berkembangbiak.


Oleh karena itu, salah satu cara pencegahan KNF adalah dari kebiasaan makan, selain menghindari paparan asap.

“Pertama, menghindari makanan yang menjadi penyebab kanker Nasofaring dan mengonsumsi buah atau sayuran yang mengandung antioksidan tinggi untuk menghambat penyebaran sel kanker,” kata dr. Hilman Tadjoedin, SpPD, KHOM.

Ia juga menambahkan, konsumsi meminum teh hijau juga bisa meningkatkan pencegahan kanker karena teh hijau kaya akan polifenol.

“Tidak lupa delapan gelas air putih setiap hari sebagai detoksifikasi,” imbuhnya.

Soal makanan, dr Hilman menyarankan konsumsi brokoli, bawang putih, apel, buah delima, kacang-kacangan, ikan, buah dan sayuran 'orange' seperti jeruk, tomat, dan wortel.

Tapi, itu hanya upaya pencegahan. Hingga kini belum ada ‘senjata pamungkas’ penghalau kanker.

"Kita tak punya senjata pamungkas. Diet itu dianggap sebagai upaya untuk mencegah keganasan, atau kalau sudah terjadi, yang kita cegah adalah kekambuhan supaya tetap sehat, meski bukan sebagai senjata pamungkas," ungkapnya.

Jika sudah terlanjur mengidap KNF, Prof. Dr. dr. A. Harryanto Reksodiputro, SpPD-KHOM mengatakan terdapat tiga jenis rekomendasi pengobatan yang terdiri atas radioterapi, kemoterapi, dan kombinasi keduanya.

"Pengobatan radioterapi bersifat lokal, namun untuk kasus tumor dengan ukuran besar, sebaiknya didahului dengan kemoterapi untuk mengecilkan tumor. Apabila pada tumor ukuran besar dilakukan penyinaran maka daerah tengah tumor dapat terjadi hipoksia (kekurangan oksigen) sehingga kanker mudah berkembang dan daerah tersebut menjadi resisten terhadap radioterapi,